Sabtu, 28 September 2013

"DIABETES, GO AWAY!!!"


Sudah baca postingan saya sebelumnya kan?? Yang tentang Diabetes itu,…
gambar dari sini
Percaya nggak percaya, beberapa minggu belakangan ini saya agak parno kalo denger nama yang satu itu. Kenapa? Pertama, sebagai manusia normal yang memiliki riwayat diabetes dalam alur keluarga (Almh. Nenek saya dulu semasa hidup dulu sahabatan banget sama si diabetes ini) saya jadi agak merinding kalo liat iklan-iklan produk bagi penderita diabetes di TV, kedua, hawa dan aura diabetes tersebut terhitung 4-5 tahunan yang lalu sudah mulai menghampiri dan hinggap di putra-putri tertua dari nenek saya (pak dhe dan bu dhe saya). Haduh brasa dapet sinyal nggak enak nih…

Dan ketiga, jreeng…jreeeng… minggu lalu ibu saya melakukan medical check-up rutin di salah satu Lab deket rumah. Dan mau tau hasilnya apa?? Oooow….. ternyata beliau juga mulai dapet salam dari Jeng Diabetiiess… Haduhhh brasa disetelin alarm nih saya… Di usia ibu saya yang sudah memasuki kepala lima ini, beliau dapet pesen dari dokter kalo mulai sekarang pola makannya lebih diperketat yaaa… mulai mengurangi berbagai jenis makanan dan minuman yang banyak mengandung gula/ pemanis buatan. Dan juga kudu harus terus nge-cek kadar gula darah secara berkala, plus rajin- rajin olah raga. Nah loh… tambah grogi deh saya.

Kalo dari riwayat kesehatan saya mengalir si Jeng Diabetiies ini, berarti dari sudut pandang ilmu asal-asalan, kalo saya tinggal nunggu giliran aja kali ya… bisa disamperin si Jeng Diabetiies atau juga Nggak. Yahh, mungkin juga ini yang namanya penyakit turunan, jadi walaupun se-teratur apapun kita berusaha untuk menjaga pola hidup sehat, ya teteupp aja ujung-ujungnya kena. Contohnya ya ibu saya, beliau seorang pegawai negeri di salah satu rumah sakit umum di kota saya, sohib- sohibnya juga suter, dokter, dan orang- orang yang berkecimpung di dunia kesehatan. Sering bgt dapet masukan tentang pola hidup sehat. Jadi, ibu saya itu orangnya sangat menjaga menu makanan keluarga. Pilah pilih makanan sehat dan meminimalisir menu instan berpengawet. Buktinya kami sekeluarga semuanya Alhamdulillah sehat, nggak kegemukan dan juga nggak kurang gizi. Dan hampir seluruh keluarga besar saya juga seperti itu.

Nah, setelah peristiwa ibu saya mendapatkan pesan agar mulai lebih menjaga pola makan, maka mulai saat itupun saya juga mulai mikir kalu saya juga harus bisa merubah pola makan dan kebiasaan saya yang sukanya ngemil dan beli jajanan sembarangan kalo pas jalan di luar. Jika jeng Diabetiies tersebut saat ini sudah menghampiri hampir separuh dari total jumlah saudara Ibu saya, itu artinya mulai sekarang saya juga harus siap-siap jika suatu saat nanti si Jeng Diabetiies mulai ngelirik mau nyamperin saya. Aaaa… go away!!! #tingkat ke-parno-annya sepertinya bertambah deh ^^.


DIABETES, KENALAN DULU...

Sering dong denger nama ini, Diabetes (Diabetes Melitus), biasanya dari iklan - iklan produk kesehatan yang makin banyak nongol di televisi. Mulai dari produk minuman, makanan, sampai pada segala macam jenis pengobatan alternativ. Sebenernya Diabetes atau yang biasa juga disebut “kencing manis” itu apa sih?? Nah, nggak ada salahnya kan, kita belajar sedikit tentang diabetes, dari “apa itu” sampai “gimana gejala dan mencegahnya”. Info berikut saya dapat dari Sini. Eberrrikuttt lliputannya....
gambar dari sini
Apa itu Diabetes Melitus?
Diabetes Melitus (DM) atau yang sering dikenal dengan penyakit kencing manis adalah kondisi dimana tubuh seseorang mengalami gangguan dalam mengendalikan kadar glukosa darah. Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) secara berkepanjangan (kronik).
Secara garis besar, Diabetes Melitus dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu DM tergantung insulin (DM tipe-1) dan DM tidak tergantung insulin (DM tipe-2). Sebagian besar kasus adalah DM tipe-2 yang banyak ditemukan pada orang yang mengalami obesitas atau kegemukan akibat pola hidup yang dijalaninya. Sementara, DM tipe-1 banyak dipengaruhi faktor keturunan, meski kontribusi faktor keturunan terhadap risiko DM hanya sebesar 5%. Selain itu, terdapat DM yang dikenal dengan DM gestasional yang terjadi selama masa kehamilan.

Apa penyebabnya ?
Diabetes Melitus terjadi karena kekurangan jumlah hormon insulin atau kurang sempurnanya kerja insulin, yaitu hormon yang bertugas membawa glukosa (gula) darah ke dalam sel untuk pembentukan energi.
Dalam keadaan sehat, tubuh kita akan menyerap glukosa dalam jumlah yang tepat dari makanan, kemudian menyimpan sisanya. Glukosa tersebut diperlukan tubuh sebagai bahan bakar. Glukosa yang diserap dari makanan akan diangkut ke seluruh tubuh melalui aliran darah, kemudian diberikan ke sel-sel organ tubuh yang memerlukan dengan bantuan insulin (hormon yang dihasilkan oleh pankreas). Bila jumlah glukosa berlebih, maka insulin membantu menyimpan kelebihan glukosa tersebut di dalam organ hati dan otot (dalam bentuk glikogen), atau diubah menjadi trigliserida yang disimpan di dalam jaringan penyimpan lemak (adiposa).
Insulin yang berikatan dengan reseptornya (seperti kunci dan anak kunci) dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel. Bila insulin tidak ada atau kerja insulin terganggu, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tetapi berada dalam pembuluh darah sehingga konsentrasi glukosa di dalam darah akan meningkat. Glukosa di dalam darah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah yang disebut komplikasi diabetes.
 
Apa saja gejala dan tandanya?
Gejala atau keluhan klasik DM :
·         Sering berkemih/kencing (poliuria),
·         Sering atau cepat merasa haus/dahaga (polidipsia),
·         Lapar yang berlebihan (polifagia),

Gejala lain :
·         Kehilangan berat badan yang tidak jelas penyebabnya
·         Kesemutan/mati rasa pada ujung saraf di telapak tangan dan kaki
·         Cepat lelah dan lemah
·         Mengalami gangguan penglihatan secara tiba-tiba
·         Apabila terjadi luka/tergores, penyembuhannya lambat
·         Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Siapa sajakah yang berisiko?
Orang yang memiliki risiko terkena DM adalah mereka yang telah berusia > 45 tahun atau mereka yang berusia lebih muda tetapi mengalami kegemukan (Indeks Massa Tubuh > 23 kg/m2) dan disertai dengan faktor risiko lain sebagai berikut:
·         Kebiasaan tidak aktif
·         Orang tua menyandang DM
·         Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg atau riwayat DM pada saat hamil (DM gestasional)
·         Kadar kolesterol HDL <50 mg/dl
·         PenderitaPolycystic Ovary Syndrome(PCOS) atau keadaan klinis lain yang berhubungan dengan resistensi insulin (gangguan fungsi insulin)
·         Riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
·         Riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah

Mereka yang memiliki risiko DM dianjurkan melakukan pemeriksaan glukosa darah secara berkala, setahun sekali atau sesuai dengan anjuran dokter. Bahkan akhir-akhir ini, para ahli menganjurkan untuk menambahkan pemeriksaanHbA1cuntuk mendeteksi kondisi prediabetes dan juga untuk pemantauannya.

Bagaimana cara mendiagnosisnya?
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:
1.       Jika ditemukan gejala klasik DM, dan hasil pemeriksaanglukosa darah sewaktu> 200 mg/dl. Glukosa sewaktu adalah hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
2.       Pemeriksaanglukosa darah puasa≥ 126 mg/dl dengan adanya keluhan klasik DM. Puasa diartikan individu tidak mendapatkan kalori tambahan selama minimal 8 jam.
3.       Pemeriksaan kadar gula plasma padates toleransi glukosa oral (TTGO)≥ 200 mg/dl. TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
 
Terapi dan pengobatan apa yang diberikan?
Bila glukosa darah tidak dapat dikendalikan dengan pengaturan pola makan dan latihan fisik, maka dilakukan intervensi farmakologi yaitu dengan memberikan obat-obatan oral penurun kadar glukosa darah (hipoglikemik) dan bila diperlukan suntikan insulin.

Komplikasi dan Pencegahan
Penyandang DM yang tidak dapat mengendalikan kadar gula darahnya, berisiko mengalami komplikasi yang bersifat akut maupun kronik :
1.       Komplikasi akut dapat terjadi akibat kadar glukosa darah yang mendadak meningkat dangat tinggi atau mendadak turun menjadi sangat rendah yang dapat menyebabkan koma diabetes dan memerlukan perawatan gawat darurat
2.       Komplikasi kronik terjadi akibat glukosa darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan aliran darah, yang dapat menyebabkan :
1.       Stroke
2.       Kebutaan
3.       Penyakit Jantung Koroner
4.       Penyakit Ginjal Kronik
5.       Luka yang sulit sembuh

Dengan pengelolaan diabetes yang baik, komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah dan dihambat. Terdapat empat hal utama yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah:
1.       Mengikuti pola makan sehat
2.       Meningkatkan kegiatan jasmani/aktivitas fisik
3.       Pengobatan yang sesuai
4.       Melakukan pemantauan melalui pemeriksaan secara berkala

nah,... Udah pada tau kan sekarang??? Semoga bermanfaat ^^

Sabtu, 07 September 2013

DESAIN KANTOR

Judulnya sih desain kantor, tapi sebenernya ini hanya desain suka-suka saya aja kok, mungkin karena saya lagi ada job ngerjain desain kantor kali ya (jadi latah kalo pas jam istirahat, makan siang sambil bikin sketsa desain kantor versi saya sendiri) #kebawa suasana gitu ceritanya...


Ya namanya juga desain ‘suka-suka-gue’ jadi ya hasilnya juga ‘semau-gue’. Oya, nggak tau kenapa kalo lagi bikin gambar/ desain, saya paling suka milih background/ settingan lokasinya kalo nggak di daerah pantai, ya di daerah pegunungan. Unik aja gitu suasananya, tentunya juga selain alasan (atau hanya sugesti) bahwa kedua background tersebut bisa memberikan nilai tambah pada desain yang kita buat, dengan kata lain desain kita akan terlihat lebih bagus bila disandingkan dengan kedua background tersebut. Kalo di pantai saya suka sama permainan gradasi warnanya, ada biru, putih, beige, turquoise, ijo, nyaman banget diliatnya… Nah kalo di pegunungan, saya paling suka sama kontur tanahnya yang naik turun berbukit bukit, kadang landai kadang lumayan ekstrim, dengan beberapa spot yang tertutup kabut, emang agak spooky sih, tapi itu yang bikin menarik hehe…

Tadinya sih mau pake background pantai, tapi batal karena ternyata lebih cocok background gunung
Iseng-iseng saya bikin desain kantor (tapi kok ya nggak gitu mirip kantor jadinya, tapi yahh nggak usah dibikin ribut) yang ‘katanya’ lokasinya di daerah pegunungan. Konsepnya sih simple aja, bangunan kantor dua lantai dengan sedikit banyak ngelirik style cottage gitu, jadi keseluruhan desain bangunannya berupa beberapa bangunan yang berderet menyebar dengan jembatan dan jalan setapak sebagai penghubungnya. Jelasnya, langsung cek TKP  aja, hayyuukk…

Saya paham betul kalo rendering saya masih mentah/ amatir… sampai saat inipun saya msh terus belajar
Nyatuin background dengan objek desain tuh gampang-gampang susah…
Oke, sekian dulu postingan kali ini, Thks...