|
disini kami menginap, heee mantab |
Setelah melalui berjam-jam
perjalanan melewati hutan - laut - deretan
persawahan yang menawan, maka sampailah kami di lokasi yang dituju. Jreeeng…jreeeng…
Dan wowww, kamipun menganga bareng- bareng, kaget ngeliat rumahnay yang gede amir…
lengkap dengan guesthouse dan komplek pura untuk ibadah di halaman rumahnya. Haduhhh
jadi sungkan nih mau masuk hehe (halahh gayanya…). Dan kami yang ber-7 ini pun
dibagi menjadi dua team, team mbak-mbak dan team mas-mas untuk nentuin kamar
tidurnya. Dan yang lebih wow lagi, istri dan anak-cucu Bpk. Ketut ternyata
semuanya baiiikkk bgt, haduuu jadi terharu gini. Kami disambut bak tamu penting
yang dating dari jauh. Lengkap sudah, semuanya serba gratis plus tuan rumah
yang baik dan ramahnya minta ampun.
|
desain dan suasana ekterior-interiornya bikin ngileerrr, cantik benerr |
|
kebiasaan lama nih... pose dimana mana dan kapan aja |
Selain fasilitas menginap dan
menu makanan yang melimpah ruah, ternyata putra putri Bpk. Ketut dengan senang
hati menawarkan diri sebagai guide nganterin kami semua keliling keliling kota-
desa, *aduuuhh baik banget ciiiii…..* jadilah 2hari pertama kami diguide oleh
Kak Dewi (putrinya Bpk. Ketut) dan hari berikutnya oleh suaminya Kak Dewi. Nah
loh, kurang apa coba, apa- apa udah disiapin semuanya. Karena acara muter-muter
dianterin sama orang setempat, maka kami request agar rutenya lewat jalanan
yang nggak biasa alias gang tikus, selain bisa lebih cepat dan hemat waktu,
juga bisa sekalian ngecengin pemandangan dan aktivitas masyarakat sekitar.
|
dalam satu lahan rumah ini juga dilengkapi pura yang lumayan gede juga |
|
patung Ganesha di tengah taman |
Ternyata menginap beberapa hari
di Bali, dengan fasilitas yang beda (dulu biasanya kalo nggak di Motel ya di
Hotel, sekarang di rumah warga di desa -
suasananya original dan masih asri), dampaknya luar biasa. Nggak hanya dapet
serunya liburan, saya juga bisa sedikit belajar tentang budaya sehari- hari
disana. Contohnya nih, sama halnya seperti kita umat muslim yang sehari
beribadah 5 waktu, maka dalam ajaran hindu juga memiliki jam-ibadah tertentu.
Ada kalanya dalam sehari mereka beberapa kali mengunjungi komplek pura di
halaman rumah untuk berdoa kepada leluhur maupun menata sesaji/ persembahan
berupa sekotak talam/piring dari bahan bervariasi (daun/sesek/ kuningan) yang
diatasnya tertata rapi buah, bunga, dll.
Jajanan lokal di Tabanan enak
enak lho… nggak jauh beda dengan di Jawa, makanan tradisional disana didominasi
oleh makanan manis berbahan santan dan gula merah. Saya sih nggak inget nama
makanannya satu persatu, tapi masak nggak dicobain, udah jauh jauh dateng kalo
nggak nyobain jajanan lokal kan nggak afdol.
|
saya lupa jajan ini apa namanya, yang jelas rasanya enak, mirip kue di jawa |
Di malam hari, ketika lagi leyeh-
leyeh di saung/teras, diantara hembusan sejuknya angin, sayup sayup terdengar
suara alunan gamelan khas Bali yang merdu, wih jadi rileks gitu, pegel- pegel
di badan setelah seharian mengembara blusukan keliling kota berasa ada yg
mijitin hehe. Di malam berikutnya ketika pulang sehabis jalan- jalan, Kak Dewi seperti
biasa ngambil rute nyusruk lewat gang- gang kecil di desa, dan oohh saya baru
tahu kalo suara gamelan yang biasanya terdengar itu asalnya dari sekelompok
anggota pemain music tradisional di desa yang sepertinya lagi latihan rutin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar