Sering dong denger nama ini, Diabetes (Diabetes Melitus),
biasanya dari iklan - iklan produk kesehatan yang makin banyak nongol di televisi.
Mulai dari produk minuman, makanan, sampai pada segala macam jenis pengobatan alternativ.
Sebenernya Diabetes atau yang biasa juga disebut “kencing manis” itu apa sih?? Nah,
nggak ada salahnya kan, kita belajar sedikit tentang diabetes, dari “apa itu”
sampai “gimana gejala dan mencegahnya”. Info berikut saya dapat dari Sini.
Eberrrikuttt lliputannya....
gambar dari sini |
Apa itu Diabetes Melitus?
Diabetes Melitus (DM) atau yang sering dikenal
dengan penyakit kencing manis adalah kondisi dimana tubuh seseorang mengalami
gangguan dalam mengendalikan kadar glukosa darah. Akibatnya, kadar glukosa
darah meningkat (hiperglikemia) secara berkepanjangan (kronik).
Secara garis besar, Diabetes Melitus dikelompokkan
menjadi dua tipe yaitu DM tergantung insulin (DM tipe-1) dan DM tidak
tergantung insulin (DM tipe-2). Sebagian besar kasus adalah DM tipe-2 yang
banyak ditemukan pada orang yang mengalami obesitas atau kegemukan akibat pola
hidup yang dijalaninya. Sementara, DM tipe-1 banyak dipengaruhi faktor
keturunan, meski kontribusi faktor keturunan terhadap risiko DM hanya sebesar
5%. Selain itu, terdapat DM yang dikenal dengan DM gestasional yang terjadi
selama masa kehamilan.
Apa penyebabnya ?
Diabetes Melitus terjadi karena kekurangan jumlah
hormon insulin atau kurang sempurnanya kerja insulin, yaitu hormon yang
bertugas membawa glukosa (gula) darah ke dalam sel untuk pembentukan energi.
Dalam keadaan sehat, tubuh kita akan menyerap
glukosa dalam jumlah yang tepat dari makanan, kemudian menyimpan sisanya. Glukosa tersebut
diperlukan tubuh sebagai bahan bakar. Glukosa yang
diserap dari makanan akan diangkut ke seluruh tubuh melalui aliran darah,
kemudian diberikan ke sel-sel organ tubuh yang memerlukan dengan bantuan
insulin (hormon yang dihasilkan oleh pankreas). Bila jumlah glukosa berlebih,
maka insulin membantu menyimpan kelebihan glukosa tersebut di dalam organ hati
dan otot (dalam bentuk glikogen), atau diubah menjadi trigliserida yang
disimpan di dalam jaringan penyimpan lemak (adiposa).
Insulin yang berikatan dengan reseptornya (seperti kunci dan anak
kunci) dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel. Bila insulin tidak
ada atau kerja insulin terganggu, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
tetapi berada dalam pembuluh darah sehingga konsentrasi glukosa di dalam darah
akan meningkat. Glukosa di
dalam darah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah yang disebut
komplikasi diabetes.
Apa saja gejala dan tandanya?
Gejala atau keluhan klasik DM :
·
Sering
berkemih/kencing (poliuria),
·
Sering
atau cepat merasa haus/dahaga (polidipsia),
·
Lapar
yang berlebihan (polifagia),
Gejala lain :
·
Kehilangan
berat badan yang tidak jelas penyebabnya
·
Kesemutan/mati
rasa pada ujung saraf di telapak tangan dan kaki
·
Cepat
lelah dan lemah
·
Mengalami
gangguan penglihatan secara tiba-tiba
·
Apabila
terjadi luka/tergores, penyembuhannya lambat
·
Mudah
terkena infeksi terutama pada kulit
Siapa sajakah yang berisiko?
Orang yang memiliki risiko terkena DM adalah mereka yang telah
berusia > 45 tahun atau mereka yang berusia lebih muda tetapi mengalami
kegemukan (Indeks Massa Tubuh > 23 kg/m2) dan disertai dengan
faktor risiko lain sebagai berikut:
·
Kebiasaan
tidak aktif
·
Orang
tua menyandang DM
·
Riwayat
melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg atau riwayat DM pada saat hamil
(DM gestasional)
·
Kadar
kolesterol HDL <50 mg/dl
·
PenderitaPolycystic
Ovary Syndrome(PCOS) atau keadaan klinis lain yang berhubungan dengan
resistensi insulin (gangguan fungsi insulin)
·
Riwayat
toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
·
Riwayat
penyakit jantung dan pembuluh darah
Mereka yang memiliki risiko DM dianjurkan melakukan pemeriksaan
glukosa darah secara berkala, setahun sekali atau sesuai dengan anjuran dokter.
Bahkan akhir-akhir ini, para ahli menganjurkan untuk menambahkan pemeriksaanHbA1cuntuk
mendeteksi kondisi prediabetes dan juga untuk pemantauannya.
Bagaimana cara mendiagnosisnya?
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:
1.
Jika
ditemukan gejala klasik DM, dan hasil pemeriksaanglukosa darah sewaktu>
200 mg/dl. Glukosa sewaktu adalah hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
2.
Pemeriksaanglukosa
darah puasa≥ 126 mg/dl dengan adanya keluhan klasik DM. Puasa diartikan
individu tidak mendapatkan kalori tambahan selama minimal 8 jam.
3.
Pemeriksaan
kadar gula plasma padates toleransi glukosa oral (TTGO)≥ 200 mg/dl. TTGO
yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan
75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
Terapi dan pengobatan apa yang diberikan?
Bila glukosa darah tidak dapat dikendalikan dengan
pengaturan pola makan dan latihan fisik, maka dilakukan intervensi farmakologi
yaitu dengan memberikan obat-obatan oral penurun kadar glukosa darah
(hipoglikemik) dan bila diperlukan suntikan insulin.
Komplikasi dan Pencegahan
Penyandang DM yang tidak dapat mengendalikan kadar gula
darahnya, berisiko mengalami komplikasi yang bersifat akut maupun kronik :
1.
Komplikasi
akut dapat terjadi akibat kadar glukosa darah yang mendadak meningkat dangat
tinggi atau mendadak turun menjadi sangat rendah yang dapat menyebabkan koma
diabetes dan memerlukan perawatan gawat darurat
2.
Komplikasi
kronik terjadi akibat glukosa darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka
waktu lama, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan aliran darah, yang dapat
menyebabkan :
1.
Stroke
2.
Kebutaan
3.
Penyakit
Jantung Koroner
4.
Penyakit
Ginjal Kronik
5.
Luka
yang sulit sembuh
Dengan pengelolaan diabetes yang baik, komplikasi-komplikasi
tersebut dapat dicegah dan dihambat. Terdapat empat hal utama yang dapat
dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah:
1.
Mengikuti
pola makan sehat
2.
Meningkatkan
kegiatan jasmani/aktivitas fisik
3.
Pengobatan
yang sesuai
4.
Melakukan
pemantauan melalui pemeriksaan secara berkala
nah,... Udah pada tau kan sekarang??? Semoga bermanfaat ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar